top of page
Recent Posts
Featured Posts

KEMATIAN JANTUNG MENDADAK PADA ATLIT MASA KINI!

Fenomena ini menarik perhatian belakangan ini. Atlit atau bukan, penting untuk mengetahu bahwa hal itu mungkin terjadi

source: beheartstrong.com.sg/id

Serangan jantung pada orang sehat, muda dan aktif sering tidak masuk akal. Mereka sangat bangga pada keatletisannya dan menjalankan gaya hidup sehat. Ketika kematian itu terjadi, semua orang terhenyak, tidak hanya keluarga, tetapi juga masyarakat dan para dokter dan dapat dimengerti jika hal ini menarik perhatian publik dan media.

Kecil tapi resikonya mematikan

Walaupun dilihat secara obyektif, resiko absolut kematian jantung mendadak (SCD) sangat kecil, tidak signifikan. Studi yang dilakukan di Singapura pada 2003 menunjukkan bahwa sekitar 1000 orang Singapura meninggal karena SCD - sekitar 3 kasus per hari. Setengah dari kejadian ini terjadi pada usia dibawah 60, dan mayoritas kasus (>90%) terjadi pada pria dengan usia median 47. Untuk wanita pada usia median 50. Studi ini juga meumjukkan bahwa 81% SCD disebabkan penyakit arteri koroner. Yang mengagetkan, setengah dari jenazah tersebut terdapat tiga pembuluh darah koroner utama yang tersumbat. Dari sisi medis, trend angka kematian ini mungkin disebabkan lebih banyak "pejuang mingguan"- yaitu orang yang olahraga keras sekali atau dua kali seminggu. Kebiasaan ini berkaitan dengan tingginya insiden SCD. SCD lebih banyak menimpa pria dibanding wanita dengan rasio 9:1; mungkin karena rendahnya partisipasi wanita atau sedikitnya wanita yang melakukan olahraga ekstrem.

Tidak Terdeteksi dan Tidak terlihat

Pada tahap akhir pertandingan, tubuh mengalami stress secara ekstrem. Terlihat bahwa SCD bisanya terjadi menjelang garis finish 1.6km dari 42km lari marathon - merupakan separo angka total SCD. Lari cepat pada garis akhir dan kemudian stop mendadak juga terkait resiko tinggi SCD, dimana kasus ini dua kali lebih banyak terjadi pada pelari triathlon daripada marathon- kejadian yang sama juga menimpa perenang. Namun mayoritas kasus ini (85%) tidak menunjukkan gejala jelas atau resiko minimal. Jadi, tantangan utama adalah mengidentifikasi kelompok resiko tinggi karena banyaknya kondisi jantung yang tidak terdeteksi.

Studi di Amerika menunjukkan bahwa atlit dibawah 35, penyebab paling umum SCD adalah cardiomiopati hipertrofik. Kondisi ini diturunkan dan disebabkan penebalan otot jantung. Penyebab kedua tersering SCD dibawah 35 adalah anomali struktur arteri koroner. Hal ini bisa memutuskan aliran darah ketika jantung berdetak cepat, seperti aktivitas fisik ekstrem. Penyebab lain meliputi infeksi yang tidak terdeteksi, seperti miocarditis (disebabkan infeksi virus), penyakit arteri koroner, pecahnya aorta dan hipertrofi ventrikuler kiri (penebalan bilik kiri bawah jantung). Pada 3% kasus, penyebabnya tidak diketahui.

Pada atlit diatas 35 tahun, penyakit arteri koroner merupan penyebab paling umum SCD. 75% -80% terjadi pada mereka dengan riwayat penurunan fungsi jantung dikelompok usia ini. Penyakit struktur jantung yang ada merupakan 10%-15% penyebab SCD dan penyebab ketiga yang umum adalah gangguan listrik di jantung, kondisi yang disebut aritmia. Sindroma Wolff-Parkinson-White contohnya, bisa menyebabkan 'korslet listrik" mengakibatkan detak jantung menjadi cepat terutama pada aktivitas fisik berat.

Artikel ini dikutip dari http://www.beheartstrong.com.sg/id/

"Join mailing list kita untuk mendapatkan update tentang informasi serta paket-paket kesehatan yang terbaru! Dan semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda!" - Parkway Patient Assistance Centre Medan

No tags yet.
Search By Tags
Archive

Join our mailing list

Never miss an update

Email

Follow Us
  • Facebook Basic Square
bottom of page